Sabtu, 07 Mei 2016

Nunukan Utara Berhasil Menjadi Juara Umum MTQ

NUNUKAN - Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke  XII tingkat Kecamatan Nunukan yang dilaksanakan 26 – 28 Februari, di dua lokasi yaitu gedung serbaguna H Sabri dan SDN 002 Nunukan melahirkan dua juara umum dengan kategori berbeda.
Dalam penutupan MTQ yang digelar Minggu (28/2) malam di gedung serbaguna H Sabri, Dewan Hakim mengumumkan Kelurahan Nunukan Utara kembali meraih juara umum setelah berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dari 3 kelurahan dan 1 desa di Kecamatan Nunukan yang menjadi pesaing.
Selain MTQ, pada 20 Februari lalu bertempat di SMPN 1 Nunukan telah dilaksanakan lomba eksibisi tingkat SMP dengan cabang yang diperlom-bakan yaitu Syarhil Quran, Fahmil Quran dan Yel-Yel. Hasilnya MTs Al - Ikhlas Nunukan keluar sebagai juara umum dengan mengalahkan beberapa sekolah di Kecamatan Nunukan.
Camat Nunukan Umboro Hadisu-sino mengatakan, ada perbedaan pelaksanaan MTQ 2015 lalu dengan tahun ini. Dimana MTQ  kali ini, panitia menambah 1 cabang lagi dimana ada lomba eksibisi yang dikhususkan kepada pelajar tingkat SMP dan MTs.
Tujuan daripada eksibisi ini guna mendorong anak - anak untuk ikut berkompetisi sekaligus menyiapkan kader regenerasi untuk tahun men-datang. Karena, biasanya saat MTQ ting-kat kabupaten itu kebanyakan peser-tanya sudah kelas 3 SMA dan pastinya pula tahun depan tidak bisa ikut lagi.
Dengan melaksanakan lomba eksibisi ini setidaknya akan lahir kader - kader sejak SMP yang selanjutnya ketika SMA tinggal dilakukan pembinaan dan pelatihan. Alhamdulillah kata Umboro karena pelaksanaan MTQ tahun ini dapat berjalan dengan baik dan sukses bukan hanya dari segi penyelenggaraan tetapi dari jumlah peserta masing - masing Kelurahan dan Desa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2015 lalu, pesertanya tidak sampai 100 orang, sementara tahun ini ada 162 peserta.  “Saya melihat sudah ada animo masyarakat untuk perlombaan MTQ ini,” ucapnya.
Umboro juga menekankan kepada lurah dan kepala desa dimana sekarang ini para guru mengaji sudah mendapatkan insentif dari pemerintah, sehingga sudah tidak ada alasan lagi mereka tidak melaksanakan pembinaan.
Dari partisipasi guru mengaji inilah pula akan dievaluasi apakah insentif efektif atau tidak. Dan ternyata, kalau kami mau akomodir semua tidak bisa sehingga dibatasi 1 cabang itu hanya maksimal 5 orang setiap kelurahan atau desa.
“Karena banyaknya yang berminat sehingga kedepan, mungkin akan seleksi ditingkat kelurahan atau desa. Kepada juara I masing - masing cabang selama 1 minggu nanti mereka akan mengikuti training centre (TC) untuk persiapan menghadapi MTQ tingkat Kabupaten Nunukan, karena target daripada kecamatan kembali meraih juara umum yang sebelumnya sudah diraih sebanyak 13 kali dari 14 kali penyelenggaraan MTQ tingkat kabupaten,” jelasnya.

Sumber :  http://www.korankaltara.co

Nunukan Sabet 3 Emas di Hari Pertama Kejurda Taekwondo

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Taekwondoin Nunukan, berhasil menyumbangkan tiga medali emas bagi Kontingen Kabupaten Nunukan, di hari pertama pelaksanaan Kejuaraan Daerah Taekwondo tingkat Kalimantan Timur-Kalimantan Utara di Gelanggang Olahraga Sungai Sembilang, Kecamatan Nunukan Selatan.
Humas KONI Kabupaten Nunukan Farid Amiruddin menjelaskan, torehan prestasi atlet-atlet Nunukan yang turun di hari pertama sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya.
Berkat persiapan matang yang dikomandoi langsung pelatih Yudi Chandra, para atlet asal Nunukan membuktikan diri pantas diperhitungkan lawan-lawannya.
Ari Ryan Wibowo yang turun di nomor poomsae junior putra memulai pundi-pundi emas Nunukan setelah menyisihkan angga Revirda dari Kota Tarakan yang harus puas dengan medali perak. Medali perunggu masing-masing diraih Herin dari Kota Bontang dan Agus Hari dari Penajam Paser Utara.
Sony Lion yang turun pada kelas 54 kilogram putra senior melanjutkan perolehan medali emas Nunukan setelah pada babak final berhasil menaklukkan Ferdinan Darmawan dari Kontingen Kabupaten Malinau. Medali perunggu diraih Dasem dari Kontingen Kabupaten Bulungan dan Rohman dari Kabupaten Kutai Barat.
Satu medali emas lainnya dipersembahkan Jefri Sudibyo Chandra yang turun pada kelas 58 kilogram senior setelah membungkam lawannya Arkilus Tunoq dari Kabupaten Kutai Barat. Sementara medali perunggu di kelas ini masing-masing diraih Dedi Saputra dari Kabupaten Penajam Paser dan Nata Pradja dari Kabupaten Kutai Timur.

Selain meraih 3 medali emas, Kontingen Kabupaten Nunukan pada hari pertama pelaksanaan kejuaraan daerah juga meraih satu medali perak dan tiga perunggu. Medali perak disumbangkan pasangan Ari Rian Wibowo/Adistika I. Fauza di nomor pair junior. Medali emas diraih pasangan Kota Tarakan, Angga Revirdan/Ruhil. Sementara tiga medali perunggu disumbangkan masing-masing Adistika Indah Fauza di nomor poomsae individual putri junior dan Yeheskel O. Kasik di nomor poomsae individual putra senior serta pasangan Yeheskel O. Kasik/Sri Wahyun di nomor poomsae Pair Senior.
Pelatih sekaligus sebagai Ketua Binpres KONI Kabupaten Nunukan Yudi Chandra berharap para atletnya tidak jumawa.
"Saya cukup puas dengan penampilan para atlet kita pada hari pertama. Mudah-mudahan pada hari kedua semangat atlet lainnya bisa terlecut untuk meraih hasil yang sama, syukur-syukur bisa lebih baik," ujarnya.
Diharapkan atlet lainnya seperti Ilham Ramadhan, Aditya Maulana, Sri Wahyuni, Indah dan sejumlah atlet lainnya bisa meraih medali emas.
"Namun demikian saya berharap para atlet tetap menjaga disiplin dan kondisi, sebab lawan-lawan yang akan dihadapi cukup tangguh," ujarnya.
Hari kedua, Minggu (30/6/2013), diprediksi akan berlangsung sengit karena masing-masing kontingen telah mempersiapkan para atletnya sebaik mungkin. Kontingen Kabupaten Nunukan berharap masih akan menambah pundi-pundi medali emasnya, namun disadari akan mendapatkan perlawanan ketat dari atlit-atlit kontingen lainnya.

Sumber :  http://www.tribunnews.com/

147 Penggalang Bersaing Rebut 28 Jatah Peserta Jambore Nasional

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Sebanyak 147 anggpta Pramuka Penggalang dari delapan kecamatan di Kabupaten Nunukan, mengikuti seleksi Jambore Nasional Gerakan Pramuka X tahun 2016 Kontingen Kabupaten Nunukan.
Ketua Panitia Seleksi Jamnas Gerakan Pramuka X Kontingen Kabupaten Nunukan, Haji Hermansyah, mengatakan, ratusan peserta ini akan memperebutkan kuota 28 dari 32 peserta Jambore Nasional dari Kabupaten Nunukan.
Empat jatah peserta dialokasikan melalui nonseleksi dengan pertimbangan tidak ada gugus depan penggalang yang terdaftar di kecamatan atau kwartir ranting (kwaran).
“Masing-masing satu peserta dialokasikan tanpa seleksi untuk Kwaran Krayan, Kwaran Sembakung, Kwaran Tulin Onsai, dan Kwaran Siemanggaris,” ujarnya, Kamis (5/5/2016) sore, disela sosialisasi kepada peserta seleksi dari Kwartir Ranting Nunukan Selatan di Kantor Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Nunukan.
Dia merincikan, dari 147 peserta seleksi yang memperebutkan 28 kuota peserta Jambore Nasional, Kwaran Nunukan mengirimkan 28 peserta, Kwaran Nunukan Selatan mengirimkan 23 peserta, Kwaran Sebatik mengirimkan 24 peserta, Kwaran Sebatik Barat mengirimkan 24 peserta, Kwaran Sebatik Timur mengirimkan 12 peserta, Kwaran Sebatik Tengah mengirimkan 12 peserta, Kwaran Sebuku mengirimkan 12 peserta, dan Kwaran Lumbis mengirimkan 12 peserta.
 mengikuti sejumlah tahapan seleksi.
Mulai dari pengetahuan Kepramukaan secara umum, teknik Kepramukaan, pengetahuan umum, SKU TKK wajib dan pilihan, serta keterampilan diri sendiri.
Peserta nonseleksi maupun peserta seleksi yang dinyatakan lolos, selanjutnya akan dibentuk menjadi empat regu masing-masing dua regu putra dan dua regu putri. Setiap regu terdiri dari delapan Penggalang.
Selain seleksi terhadap peserta, Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Nunukan juga menggelar seleksi untuk pembina damping.
“Kami akan menyeleksi untuk menghasilkan masing-masing dua pembina damping putra dan dua pembina damping putri,” ujarnya.
Sediktinya ada tujuh peserta yang mengikuti seleksi pembina damping masing-masing lima pembina putra dan dua pembina putri.
Untuk mengikuti seleksi pembina damping peserta haruslah pembina Pramuka Mahir Penggalang.

“Nanti mereka akan mengikuti uji kepatutan dan uji kelayakan,” ujarnya.
Kontingan yang terbentuk selanjutnya akan mewakili Kabupaten Nunukan pada Kontingen Kwaritr Daerah Kalimantan Utara untuk mengikuti Jambore Nasional X tahun 2016 di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur pada 14-21 Agustus 2016 mendatang. (*)

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com

Jumat, 06 Mei 2016

Tepung Tawar, Kearifan Tradisi Menyambut Tamu Istimewa

Pepatah bijak mengatakan bahwa tamu adalah raja, sehingga kedatanganya pun harus disambut dengan istimewa pula. Dan soal penjemputan tamu, Pemerintah Kabupaten Nunukan memiliki tradisi unik ketika menyambut tamu – tamu penting yang datang di Kabupaten Nunukan.
Tradisi unik itu adalah upacara tepung tawar. Tradisi ini adalah budaya suku tidung, suku asli Kabupaten Nunukan.

Tepung Tawar biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu istimewa yang datang, seperti Kapolda, Kepala Kejaksaan Tinggi, dan pejabat pejabat penting dari Jakarta, termasuk para menteri.

Dan baru – baru ini, tamu istimewa yang datang di Kabupaten Nunukan dan mendapat sambutan tepung tawar adalah Menteri Koordinator PMK Puan Maharani, Menkumham Yasona Laoly dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kaltim Abdul Kadiroen.

Tepung Tawar diawali dengan pertunjukan tari oleh beberapa gadis dibawah iringan rebana dan gamelan.

Selanjutnya, dua orang penari membawa 2 buah nampan berisi berbagai macam bunga, seperti mawar, kenanga, dan melati menghampiri tamu yang datang.

Di nampan itulah, sang tamu dipersilahkan menginjakkan dua kakinya yang melambangkan pembersihan diri, agar hal – hal yang jahat dan buruk selama dalam perjalanan bisa dibersihkan dalam nampan bunga tersebut.

Kemudian ritual berikutnya adalah menyiramkan air suci yang berada di dalam kelapa gading oleh tetua adat sambil dibacakan sholawat nabi Muhammad SAW. Hal itu menyimbolkan ucapan selamat datang dan semoga keberkahan selalu menyertai para tamu.

Tidak berhenti sampai disitu, para tamu yang datang biasanya akan diberikan baju adat, lengkap dengan topi khas Suku Dayak Lundayeh, dan kalung manik – manik yang artinya menganggap tamu yang datang sudah menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Nunukan.
Ritual Tepung Tawar biasanya dilaksanakan oleh Sanggar Tari Badewa dan merupakan tradisi kuno yang menggambarkan kearifan local dan harus terus dipelihara sebagai kekayaan budaya bangsa. (hms)


Sumber berita : http://www.nunukankab.go.id/

150 Pejabat Masuk Daftar Tunggu Diklat Pim IV

TRIBUNKALTIM.CO,NUNUKAN - Dari 190 pegawai negeri sipil eselon IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan, baru 40 diantaranya yang mengikuti Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan IV (Diklat Pim IV).
“Jadi masih ada sisa 150 orang pejabat struktural eselon IV yang belum mengikuti Diklat Pim IV,” kata Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Kabupaten Nunukan, Syafarudin.
Syafarudin memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pusat Kajian Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) Samarinda untuk pelaksanaan Diklat Pim IV bagi ratusan pejabat eselon IV dimaksud.
Diharapkan, BKDD Kabupaten Nunukan diberikan rekomendasi untuk menggelar diklat di daerah ini.
“Karena belum terakreditasi, tidak bisa sebenarnya melaksanakan diklat pim. Akan tetapi karena kerjasama dengan PKP2A III LAN Samarinda lebih efesien sehingga setiap kelasnya dapat 40 orang,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk mengirimkan pejabat mengikuti diklat di luar daerah, jatah yang diberikan hanya untuk 10 orang. Itupun dengan biaya yang sangat besar, mengingat pola diklat yang sudah berubah.

"Sekarang ada on dan off kampus. Sehingga ini yang buat kita sulit. Misalnya dikirim, berangkat, dan kembali semua ditanggung, biayanya besar sekali,” katanya.
Saat ini, 40 pejabat eselon IV dilingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan sedang mengikuti diklat yang berakhir pada Agustus mendatang. Para peserta diklat ini merupakan hasil seleksi berdasarkan terhitung masa tugas, pangkat dan usia.
Pada pelaksanaan diklat ini, ada kegiatan visitasi.
“Dimana para peserta harus berkunjung ke tempat bersejarah di Nunukan. Yang rencana awal ke Sebatik, karena ada hambatan maka dilaksanakan di Nunukan saja. Yaitu mengunjungi Taman Makam Pahlawan Jaya Sakti dan Tugu Dwi Kora Nunukan,” katanya.
Berbeda dengan para pejabat eselon IV, seluruh pejabat eselon III dilingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan dipastikan telah mengikuti diklat.
“Eselon II memang masih ada 4 orang. Cuma belum dilantik. Sehingga diisi oleh pelaksana tugas. Ketika sudah dilantik, baru diprogramkan untuk didiklatkan karena itu secara otomatis,” ujarnya. (*)

Kamis, 05 Mei 2016

88 Honorer K-2 Terima SK CPNSD

Humas Pemkab Nunukan | Jumat, 18 Maret 2016 - 07:25:00 WIB | dibaca: 251 pembaca
Setelah menunggu selama puluhan tahun lamanya, akhirnya sebanyak 88 Tenaga Honorer Kategori 2 berhasil diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Formasi Tahun 2013 dan 2014.
Ke – 88 tenaga honorer itu pun menerima secara resmi Surat Keputusan (SK) pengangkatannya sebagai CPNSD dari Bupati Nunukan. H. Basri.
Penyerahan SK dilaksanakan di Aula Diklat Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Nunukan. Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Samuel ST, Direktur Rumah Sakit dr. Dulman, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Dian Kusumanto.
Sebelum penyerahan SK, Kepala BKDD Kabupaten Nunukan Syafarudin menyebutkan bahwa 88 tenaga honorer yang diangkat sebagai CPNSD tersebut telah melalui berbagai seleksi, baik administrasi dan tes tertulis. Mereka juga sudah mengabdi sebagai tenaga honor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan secara terus menerus sejak tahun 2005 tanpa pernah terputus.
Setelah menerima SK, para tenaga honor yang sudah menerima SK tersebut selanjutnya akan melaksanakan diklat pra jabatan sebagai salah satu syarat untuk bisa diangkat sebagai PNS.
Sementara itu, Bupati Nunukan H. Basri dalam sambutanya mengatakan bahwa para tenaga honorer yang sudah diangkat sebagai CPNSD harus banyak bersyukur karena akhirnya bisa diangkat sebagai calon PNS, karena menurutnya, masih ribuan orang yang ingin menjadi PNS tetapi tidak memiliki kesempatan.
Bupati menambahkan bahwa dengan diterimanya SK sebagai CPNSD, maka secara otomatis akan bergabung ke dalam Korps Pegawai Republik Indonesia, yang artinya sudah memiliki hak dan kewajibanya harus dilakukan secara imbang. “Artinya juga sudah terikat dengan aturan dan etika pegawai negeri. Artinya, ada aturan undang –undang dan etika yang harus ditaati dan dipatuhi sebagai seorang PNS,” kata Basri.
Dalam kesempatan itu, Ia pun berpesan agar para CPNSD tersebut untuk terus meningkatkan kedisiplinan, menjaga moral, dan terus mengasah kreativitasnya.(HMS)


Sumber Berita: www.swarakalibata.com

Upacara Hardiknas di Patok Tapal Batas Diwarnai Kesurupan Siswa

NUNUKAN, BERITAKALTARA.com – Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional yang digelar di Patok 15 Tapal Batas Indonesia – Malaysia di wilayah perbatasan Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara diwarnai kesurupan salah satu siswa kelas 6 SD. Akibat kesurupan tersebut, upacara yang rencananya akan dilaksanakan sekitar pukul 09.00 Wita sempat tertunda.
Anis, salah satu siswa SD terlihat meronta-ronta dan berteriak saat dilaksanakan gladiresik upacara. Rupanya Anis siswa kelas 6 SDN 05 Mentikas Kecamatan Sebatik Barat tiba-tiba berteriak histeris dan tubuhnya mengejang.
“Tahu-tahu teriak. Kami satu sekolahan, rumah kami tiga kilo dari sini. Mungkin kecapean,” ujar Eka salah satu siswa SDN 05 Mentikas, Senin (02/05/20106).
Salah satu anggota TNI AL yang ikut dalam upacara Arifin berupaya menyembuhkan siswa yang kesurupan dengan media air putih. Anis sempat kembali berontak ketika beberapa peserta upacara lainnya berusaha memegangi kaki dan tangan siswa SD kelas 6 tersebut.
Upaya penyembuhan berjalan hingga tiga kali karena setelah sembuh, tak beberapa lama Anis kembali berteriak dan membertontak. Akibat siswa kesurupan tersebut, pelaksanaan upacara sempat tertunda 30 menit.
“Tiga kali upaya penyembuhan tadi baru bisa sembuh. Langsung kita pulangkan siswanya,” ujar Arifin.
Hari ini lebih dari seribu guru, siswa SD, SMP, SMA dan sekolah sederajat serta anggota TNI, Polri, Anggota Pemadam Kebakaran, serta PNS di Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional di Patok 15 Tapal Batas Indonesia – Malaysia.
Upacara dilaksanakan di atas bukit tepat di Patok 15 Tapal Batas. Selain menggelar upacara bendera, guru di wilayah perbatasan juga mengibarkan bendera merah putih sepanjang 127 meter tepat di garis batas antar negara.
“127 meter ini melambangkan peringatan Hardiknas hari ini. Semoga spirit membangun pendidikan di wilayah perbatasan terus berkelanjutan,” ujar inisiator upacara Hardiknas di Tapal Batas Wahid. #dhim

Sumber:  http://beritakaltara.com