Kamis, 05 Mei 2016

Apa Saja Tanda-tanda Kehancuran Dalam Negeri, Berikut Pernyataan Dandim

Komandan Kodim 0911/Nunukan Letkol Kav Valian Wicaksono mengingatkan tanda-tanda kehancuran di dalam negeri.
Tanda-tanda itu disebutkannya seperti munculnya konflik elit yang berkepanjangan, krisis ekonomi, bangkitnya tribalisme yang berlebihan, pudarnya wawasan kebangsaan dan nasionalisme, tidak berperannya idiologi sebagai pemersatu bangsa dan hancurnya soliditas angkatan bersenjata.
“Sebagai pemuda harus tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi negara terutama terhadap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datangnya dari dalam maupun luar negeri,” ujarnya, Rabu (4/5/2015) sore.
Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan 40 pejabat Pemerintah Kabupaten Nunukan peserta Diklat Pim Tingkat IV Angkatan X Pola Kerja Sama Pusat Kajian Diklat Aparatur III Lembaga Administrasi Negara Samarinda dengan BKDD Kabupaten Nunukan Tahun 2016.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini, sebutnya, muncul perang jenis baru seperti perang asimetris, perang hibrida, dan perang proxy.
Valian saat memberikan materi Wawasan Kebangsaan mengatakan, untuk mencegah hancurnya bangsa maka setiap orang harus memiliki wawasan kebangsaan serta bela negara yang tinggi.
Dia menegaskan, tanggung jawab tersebut bukan hanya dibebankan kepada TNI maupun Polri, namun menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Terutama kita yang berada di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain,” ujarnya.
Sebagai bangsa Indonesia, sebutnya, tentunya harus bersyukur dengan kekayaan yang luar biasa.
Diharapkan kekayaan itu bisa membuat rakyat kuat dan sejahtera, tentu dengan menjaga persatuan agar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh.
Dengan begitu, tentu dapat menangkal ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari dalam maupun luar negeri. “Serta memiliki bela negara yang tinggi sehingga tercipta pertahanan nasional yang kuat,” ujarnya.
Dijelaskannya, materi Wawasan Kebangsaan ini bertujuan menanamkan rasa jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap peserta diklat.
“Sehingga apabila unsur pimpinan sudah tertanam jiwa nasionalisme dan bela negara, maka dalam masyarakatnya akan tercipta jiwa nasionalisme dan bela negara yang tinggi. Sehingga terwujud ketahanan nasional yang tangguh,” katanya. (*)


Sumber: http://kaltim.tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar